Trend Evolusi Manusia Masa Depan Berbasis Neurosains

Senin, 29 April 2019 - 21:20:55 WIB Cetak

MOMENRIAU.COM. Ketika berbicara tentang teori evolusi manusia, otak kita cenderung langsung melompat kepada teori evolusi yang disampaikan oleh Darwin. Begitulah otak bekerja yang telah merekam milyaran data yang sudah direkamnya melalui input pendengaran dan penglihatan. Sudah sejak dibangku sekolah, teori evolusi darwin dikenalkan oleh para guru melalui buku – buku sejarah atau biologi. Ada sebagian manusia di muka bumi ini yang percaya dengan teori evolusi Darwin, dan banyak juga yang tidak percaya bahkan menentangnya.

Pertanyaan pentingnya adalah apakah tubuh manusia sampai saat ini masih terus mengalami evolusi ? Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa dalam 150 tahun terakhir ini, tinggi rata-rata manusia naik 10 centimeter. Coba perhatikan anak – anak saat ini memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding orang tuanya. Sebagian berpendapat karena faktor gizi makanan yang diterima oleh anak – anak sekarang jauh lebih tinggi daripada orang tuanya dulu.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa saat ini ilmuwan dari University of Oregon sedang dan terus melakukan penelitian tentang mata bionik untuk membantu penglihatan orang –orang yang tunanetra. Termasuk penelitian mata buatan yang bisa bekerja seperti kacamata penglihatan malam (night vision goggle) atau x-ray. Jika ini sudahberhasil, maka ini merupakan penggalan dari sejarah evolusi manusia di era modern ini.

Begitupun dengan perkembangan teknologi pendengaran yang tidak sekedar memfasilitasi agar para tunarungu bisa mendengar saja, tetapi juga berkembang agar telinga kita mampu untuk mendeteksi suara dari jarak jauh dan menyaring suara agar bisa digunakan untuk mendengar hal – hal yang spesifik. 

Menurut Matan Shelomi seorang pakar Organismic dan Evolutionary Biologist, mengatakan bahwa otak manusia yang semakin kecil ukurannya, tidak membuat manusia makin bodoh melainkan makin efisien dalam bekerja. Ia juga akan semakin resisten terhadap penyakit karena munculnya gen – gen masa depan. Begitupun dengan ukuran mulut manusia yang cenderung semakin mengecil. 35 persen populasi manusia saat ini tidak lagi memiliki gigi bungsu.

Teknologi genetik Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR) memungkinkan manusia untuk mengendalikan gen dan DNA pada titik di mana manusia bisa kebal terhadap penyakit atau menghentikan penuaan. 

Pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk menawarkan teknologi yang memungkinkan  manusia untuk memindahkan kesadaran mereka ke dalam komputer agar manusia bebas dari belenggu fisik dan mampu hidup di dalam sistem komputer. Oleh karenanya dia mengembangkan neuralink sebagai alat yang bisa diimplan ke otak manusia, agar manusia bisa bergabung dan menyesuaikan kesadarannya dengan perangkat lunak sebagai usaha pengembangan kecerdasan buatan. Dimana manusia bisa secara langsung menggunakan kesadaran dan otaknya untuk bisa bekerja seperti komputer. Memadukan tubuh biologis dengan teknologi komputer di masa depan. 

Di masa depan, bisa diprediksi bahwa otak manusia akan lebih cepat, lebih pintar, dan lebih efektif dalam berpikir. Begitulah lompatan teknologi yang terus bereksplorasi dengan super cepat akan berdampak pada evolusi manusia yang penuh perubahan. Mungkinkan manusia – manusia Mutan atau Avenger seperti dalam film – film akan lahir nyata di kemudian hari ? Konon imajinasi fikiran selalu mendahului dan mendorong teknologi untuk mewujudkannya. Ataukah lompatan penemuan teknologi – teknologi baru itu sendiri yang melahirkan imajinasi tanpa batas akan lahirnya manusia masa depan dengan peradaban baru. Dimanakah kita berdiri saat ini, untuk melihat peradaban evolutif masa depan ?

Oleh : Dede Farhan Aulawi (pemerhati neurosains)

Editor : Andi Bustam




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ