Harga Kedelai Mahal, Pengusaha Tahu dan Tempe Kurangi Produksi

Jumat, 15 Januari 2021 - 11:15:31 WIB Cetak

BAGANBATU --- Pengusaha tahu dan tempe  di Bagan Batu, kecamatan Bagan Sinembah kabupaten Rokan Hilir memilih tetap berproduksi meski harga kedelai melonjak.  

Salah satu pengusaha tempe di Sukarukun, kelurahan Bagan Batu Kota, kecamatan Bagan Sinembah, Sutris mengatakan ia tetap berproduksi dan tidak menaikkan harga atau memperkecil ukuran tahu dan tempe. Hanya saja dia mengurangi jumlah produksinya. 

" Tetap berproduksi dan harganya pun tetap sama, namun kami rata-rata pengusaha tahu dan tempe di Bagan Batu ini mengurani produksi saja, " kata Sutris. 

Dan bahkan dia mengaku tidak mengurangi ukuran tempe meski harga kedelai naik. " Tahun kemarin sudah saya coba siasati dengan mengurangi ukurannya, tetapi banyak yang tidak laku. Jadinya saya rugi," ungkapnya.   

Sutris juga mengatakan saat ini harga kedelai impor mencapai Rp 9.200 per kg. Jauh lebih tinggi dari harga normal Rp 8.700 per kg. Ia mengaku pasrah dengan kenaikan harga kedelai. 

" Kalau tidak produksi saya mau makan apa,  sementara kredit jalan terus," ujarnya, saat ditemui dikediamannya,  Jumat (15/1).

Ungkapan serupa juga disampaikan oleh pengusaha lainnya, Rudi. Menurutnya, kenaikan harga kedelai ini juga mempengaruhi jumlah produksinya. 

"Dulu produksi tempe bisa mencapai 150 kilogram, untuk saat ini hanya 100 kilogram saja. Semoga harga kedelai secepatnya bisa turun agar kami dan pembeli sama-sama untung," katanya penuh harap. 

Sementara itu berdasarkan informasi dilapangan menyebutkan, bahwa toko-toko penyedia kacang kedelai di Bagan Batu rata menjual dengan harga Rp 465 ribu per karung. 

" Kemungkinan besar harga baru akan turun sekitar bulan Februari atau Maret. Dan ini memang sudah biasa terjadi, " ujar salah seorang pedagang. (min)




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ