Pekanbaru – Widya Erti Indonesia (WEI) terus memperluas jangkauan program pemberdayaan petani sawit swadaya melalui rangkaian Hari Temu Tani (Farmer Field Day/FFD) yang digelar sepanjang Desember 2025. Inisiatif yang dilaksanakan di Kabupaten Indragiri Hulu, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir ini bertujuan mempercepat transformasi petani sawit swadaya menuju praktik perkebunan dan rantai pasok yang berkelanjutan serta lebih bertanggung jawab.
Kegiatan Hari Temu Tani ini merupakan ajang apresiasi sekaligus wadah bagi para petani alumni program Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) yang telah berjalan intensif sepanjang tahun 2025 untuk menunjukkan hasil belajarnya. Dengan mengikuti SLKS, petani mendapatkan pengetahuan dan praktik langsung tentang budidaya sawit yang baik melalui Good Agricultural Practices (GAP), sebagai bagian dari pemenuhan standar sawit berkelanjutan melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Selain teknis budidaya, program yang digagas oleh Widya Erti Indonesia (WEI) bersama dengan Unilever ini, juga menitikberatkan pada penguatan zonasi lahan petani melalui pemetaan lahan dan pengajuan STDB, serta mendampingi 440 perempuan dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi perempuan dan pengarusutamaan gender sebanyak 810 orang.
Rangkaian kegiatan Hari Temu Tani dimulai pada 10 Desember 2025 di Aula Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu, dengan petani alumni SLKS 2025 yang berjumlah 1.816 petani dari 47 kelompok belajar, yang berfokus membangun kekuatan kolektif melalui Asosiasi Petani Sawit Swadaya Indragiri (APSSI) dan Aliansi Gerakan Pembangunan Sawit Mandiri (AGPSM).
Dr. Defris Atamaja dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau menekankan pentingnya membangun kemitraan dan bersinergi bersama semua pihak instansi terkait. “Bermitra membuat kekuatan petani menjadi lebih besar karena sifatnya kolektif. Hal ini memudahkan para petani dalam mencari solusi bersama ketika terjadi permasalahan di lapangan,” ujarnya dalam kegiatan Hari Temu Tani di Indragiri Hulu tersebut.
Selanjutnya, pada 15 Desember 2025 di Convention Hall Islamic Center Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, WEI melangsungkan kembali Hari Temu Tani bersama petani alumni SLKS Rokan Hulu dan para pemangku kepentingan seperti Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Rokan Hulu, Bappeda, Camat, Kepala Desa, dan perusahaan kelapa sawit.
Dalam kegiatan ini, Dinas Peternakan dan Perkebunan menekankan bahwa pendaftaran STDB akan jauh lebih mudah jika dilakukan melalui kekuatan kolektif dalam entitas kelompok, sebuah langkah yang diperkuat oleh kehadiran H. Sukirno, Ketua Koperasi Produsen Bangkit Usaha Makmur (KP BUM), yang berbagi pengalamannya dalam meraih sertifikat ISPO dan RSPO sejak tahun 2023. Kisah sukses tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi petani lainnya untuk memenuhi standar kelapa sawit berkelanjutan, di mana WEI sendiri telah mendampingi 372 petani KP BUM dalam persiapan audit sertifikasi tahun 2025, sekaligus melengkapi keberhasilan program SLKS yang telah melatih total 2.822 petani di Rokan Hulu sepanjang 2025.
Hari Temu Tani 2025 ditutup pada 17 Desember 2025, di Kabupaten Rokan Hilir, tepatnya dilaksanakan di GOR Kecamatan Pujud, yang turut dihadiri oleh para petani alumni SLKS Rokan Hilir, Bappeda Kab. Rokan Hilir, DPRD Rokan Hilir, Sekretaris Camat Pujud, BP3, perusahaan kelapa sawit, dan para pengurus koperasi petani sawit swadaya yaitu Koperasi Surya Amanah dan Koperasi Berkah Kolega Sejati.
Melalui program ini, tercatat sebanyak 1.048 petani sawit swadaya telah mengkuti SLKS tahun 2025 di Rokan Hilir, khususnya di Kecamatan Pujud dan Tanjung Medan. Anggota DPRD Kabupaten Rokan Hilir, Julianto, menyambut positif program ini sebagai upaya menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan kelestarian alam. “Sawit adalah komoditas unggulan kita, namun kita jangan sampai lupa akan tugas menjaga lingkungan. SLKS membantu kita tetap produktif sekaligus menolong lingkungan sekitar,” tegasnya.
Dampak emosional program ini pun dirasakan oleh Johari, salah seorang perwakilan petani dari Kecamatan Simpang Tugu alumni petani SLKS Rokan Hilir 2025. “Bagi kami, mendapatkan ilmu gratis dan fasilitas belajar di usia saat ini adalah kesempatan yang langka. Program ini memberikan apa yang selama ini petani butuhkan. Kami sangat berharap pendampingan ini terus berjalan hingga kami benar-benar mandiri,” ungkap Johari.
Mewujudkan masa depan sawit Riau secara keseluruhan, inisiatif ini berhasil menggalang dukungan lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah hingga mitra pabrik kelapa sawit (PKS). Hasil dari rangkaian Hari Temu Tani ini diharapkan menjadi acuan untuk meningkatkan produksi sawit rakyat secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.
Widya Erti Indonesia dan Unilever berkomitmen agar pendampingan ini melahirkan kelembagaan petani yang solid dan siap menghadapi standar pasar global, sekaligus menjadikan Provinsi Riau sebagai percontohan sentra sawit berkelanjutan yang inklusif di Indonesia. ( Rilis ).