(Momenriau.com). Setelah kunjungannya mengelilingi pulau Batam juga pulau Bintan, Nukila Evanty yang akrab disapa kak Nukila dengan tujuan melakukan riset, awal Oktober 2024, beliau juga mengunjungi beberapa perkampungan tua tempat pemukiman penduduk di Pulau Rempang.
Nukila Evanty yang dikenal sebagai ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), bersyukur setelah sekian lama memendam sebuah mimpinya, kini sudah bisa terwujud, yaitu dengan terciptanya satu video dokumenter, tentang Perempuan Rempang sang Penjaga Budaya, Laut dan Tanah.
Ketika dimintai konfirmasi, pada hari Sabtu (26/10-2024) terkait dengan video dokumenter dimaksud, dengan lugas Nukila menjelaskan, "riset untuk menggali adat istiadat serta budaya warga atau masyarakat ini, dimulai sejak bulan September tahun 2023 lalu, sedangkan pengambilan gambar dokumenter dilaksanakan pada bulan September tahun 2024 ini".
Lebih lanjut Nukila menjelaskan, "tak mudah bagi saya pada awal melakukan riset dan advokasi sekaligus di pulau Rempang Galang, karena ada beberapa pihak yang membuat narasi tak elok tentang dirinya, namun semua itu tidak saya hiraukan, saya anggap hal itu biasa sajalah, the show must go on, berbuat baik saja terus, walaupun ada saja yang tidak suka".
Sebelum mengakhiri penjelasannya, Nukila menyampaikan harapannya dan berucap, "dengan adanya video dokumenter yang saya buat ini, harapan saya tidak lain agar generasi kita kedepannya, bisa mengetahui dari jejak digital ini dan termotivasi untuk melestarikan setiap adat istiadat serta budaya yang ada disetiap pelosok tanah air".
Masyarakat adat, pasti sudah mengenal dengan sosok perempuan yang gigih berjuang tersebut bernama Nukila Evanty, apa lagi sepak terjang Nukila Evanty dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat adat dibawah bendera "Inisiasi Masyarakat Adat (IMA)", dimana Nukila begitu peduli dan cinta kepada masyarakat dan negaranya. Hal ini terlihat dari aktifitasnya baik didalam maupun luar negeri, sebagai aktivis penggiat Hak Asazi Manusia (HAM) dan gender, beliau juga sangat peduli dengan peninggalan sejarah bangsa ini, terlebih lagi terhadap perkara adat istiadat serta budaya masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. (EDYSAM).