RANTAU BAIS -- Danramil 02/TP, Kapten Cba (K) Karnilawati yang diwakili oleh Babinsa, Sertifikat Sulaiman Hasibuan ikut menghadiri kegiatan sosialisasi pengadaan Tanah pembangunan infrastruktur hulu migas proyek steamflood Rantau Bais Tahap I
Kegiatan yang dilaksanakan di aula kantor Camat Tanah Putih pada Selasa (30/7/2024) ini juga turut dihadiri Asisten ll Provinsi Riau, HM Job Kurniawan Ssos Msi, Camat Tanah Putih, Imelda Spd, Badan Pertanahan Nasional bidang tata ruang, Iwan, kepala BPN, Dwi, perwakilan SKK Migas, Agung Prasetya dan Galuh Andini, Datuk Penghulu Rantau Bais, Datuk Penghulu Ujung Tanjung dan masyarakat Rantau Bais.
Kegiatan ini juga menindaklanjuti SKK Migas menyetujui usulan rencana pengembangan (plan of development/POD) steamflood EOR Lapangan Rantau Bais Tahap-1 yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan investasi Rp3,7 triliun.
Persetujuan POD tersebut menjadikan Rantaubais sebagai lapangan minyak kedua di Indonesia yang mengimplementasikan enhance oil recovery (EOR) sejak 1995.
" Kegiatan yang kita laksanakan hari ini menindaklanjuti persetujuan POD ini menjadi penting, mengingat Rantau Bais yang berlokasi di Provinsi Riau sebagai lapangan minyak kedua di Indonesia yang mengimplementasikan metode EOR dalam skala komersial dengan teknologi injeksi uap (steamflood) setelah hampir tiga dekade sejak Lapangan Duri melakukannya pada 1995," kata Dandim 0321/Rohil, Letkol Kav Nugraha Yudha Prawiranegara SIP melalui Danramil 02/TP, Kapten Cba (K) Karnilawati.
Danramil juga menjelaskan jika persetujuan pengembangan Lapangan Rantau Bais dengan metode steamflood EOR Tahap-1 itu juga memiliki makna yang mendalam bagi PHR.
" Intinya, kita sangat mendukung program tersebut, demi peningkatan perekonomian dan pendapatan daerah dan juga masyarakat," ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa proyek EOR komersial pertama yang sepenuhnya dihasilkan oleh PHR, mengingat proyek Duri steamflood dilakukan oleh operator sebelumnya (Caltex/Chevron).
Terkait potensi cadangan minyak tambahan dari pengembangan lapangan Rantau Bais Tahap-1 mencapai 11 juta barel, dengan puncak produksi diperkirakan mencapai 5.500 barel minyak per hari (BOPD) atau lebih dari dua kali lipat tingkat produksi sebelumnya yang berada di kisaran 2.000 BOPD. (min)