Guru SMP Negeri 1 Bangko berdiri disamping kerajinan siswa yang terbuat dari barang bekas. Kerajinan siswa ini di pamerkan di depan pintu masuk sekolah
BAGANSIAPIAPI – Untuk meminimalisir jumlah sampah plastik yang ada di sekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, SMP Negeri 1 Bangko mengajak siswa untuk membuat kreasi dari barang bekas, terutama berbahan plastik.
"Plastik adalah jenis sampah yang paling sulit siuraikan oleh tanah. Untuk itu kita harus bisa memanfaatkan plastik bekas menjadi barang yang bermanfaat. Plastik bekas kemasan apapun bisa kita daur ulang menjadi tas yang bermanfaat. Dengan sedikit keatifitas barang bekas tersebut bisa kita sulap menjadi tas yang berguna bagi kita," ungkap Kepala SMP Negeri 1 Bangko Sudarmiatun kepada Posmetro Rohil, Selasa (20/8)
Ia meyampaikan bahwa pada mata pelajaran keterampilan anak diajarkan untuk memanfaatkan kembali barang bekas atau barang yang sudah menjadi sampah. Barang-barang tersebut berasal dari bungkus deterjen, koran dan bekas minuman merek ale-ale.
“Setiap minggunya kami ajarkan anak untuk memanfaatkan barang bekas dan menambah keterampilan anak untuk mengolah barang bekas yang ada di sekitar sekolah,” katanya.
Selain itu, kebanyakan dari masyarakat kita cara mudah untuk melenyapkan sampah tersebut adalah dengan cara membakarnya. Sayangnya ini bukan merupakan solusi yang baik, karena yang akan ditimbulkan jika kita membakar sampah tersebut adalah polusi udara.
Maka dari itu sekolah berinisiatif untuk memanfaatkan sampah sebagai barang yang bermanfaat. Dari pemanfaatan sampah itu produk yang dihasilkan yakni keranjang yang bermanfaat untuk tempat air mineral gelas, tas belanja.
“Kami juga membuat tas, vas bunga dan keranjang dari koran bekas, bunga dari pipet untuk dijadikan tirai,” sebutnya.
Sebagai kepala sekolah tentunya ia sangat mendukung ditambah kegiatan tersebut kian rutin dilaksanakan setelah menjalankan program sekolah adiwiyata hingga menuju ke tingkat provinsi tahun ini. Ia berharap selain anak kreatif juga bisa memanfaatkan barang bekas. “Ini salah satu cara kita untuk memerangi sampah dan mengolahnya menjadi barang bernilai,” katanya.