(Momenriau.com Lingga). "Hiruk pikuk aktivitas mengantisifasi pandemi Covid19 antara lain varian Alpha, Beta, Gamma, Delta dan Omicron yang masih belum usai, namun semua itu tidak serta merta membuat kegiatan lainnya akan terhenti secara total. Seperti misalnya, kegiatan pembangunan sarana ibadah, tepatnya pembangunan Masjid Al-Hijrah di kota Daik yang tertunda, berlokasi didepan Gedung Daerah Daik".
Informasi pada alinea diatas, dalam hal akan meneruskan pembangunan Masjid Al-Hijrah oleh Yayasa Al-Hijrah 2020 dimaksud, kami terima pada hari Sabtu (02/04-2022) melalui pesan singkat WhatsApp oleh narasumber berinisial "MN" yang sangat layak dipercaya.
"Pada tahun ini (2022-red) akan segera di bangun dan di selelesaikan pekerjaan pisiknya", tulis narasumber "MN" lagi dalam pesan singkatnya.
Gagasan ingin memiliki Masjid Agung di ibu kota Kabupaten, memang sudah sejak lama muncul dan menjadi bahan pembicaraan oleh baik tokoh masyarakat, apa lagi tokoh agama islam dinegeri Bunda Tanah Melayu, seirama dengan cita-cita tersebut, maka yayasan Bunda Tanah Melayu melakukan upaya-upaya demi terwujudnya keinginan masyarakat. Salah satu bentuk nyata upaya yang sudah dilakukan oleh yayasan Bunda Tanah Melayu adalah, dengan melakukan komunikasi serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Badan Amil Zakat Nasional.
Perjuangan serta kerja keras para tokoh yayasan "Bunda Tanah Melayu" selama ini, dalam hal menjemput bola ke Jakarta, maka Anggaran biaya pelaksanaan pembangunan Masjid Al-Hijrah yang mungkin dilaksanakan oleh Yayasan Al-Hijrah 2020, akan segera diperoleh dari pemerintah pusat, yaitu berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR-red) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS-red) pusat.
"Saat ini sedang direalisasikan pada tahap proses lelang, setelah perusahaan pemenang lelang ditentukan melalui tahapan prosedural, maka segera aktivitas pembangunan pisiknya secepatnya dilaksanakan", tambah nara sumber.
"Dengan demikian, setelah rampung pembangunan pisiknya nanti, maka yayasan Masjid Al-Hijrah itu, sesuai dengan rencana atau niat yang kuat dari masyarakat Kabupaten Lingga, akan dinobatkan menjadi Masjid Agung-nya Kabupaten Lingga", akhir pesan tertulis narasumber.
Pemikiran teramat positif yang dicetuskan oleh penggagas untuk mendirikan sebuah Masjid Agung di ibu kota Kabupaten Lingga, sudah sangat tepat didukung oleh semua komponen atau elemen yang berkedudukkan di Bumi Bunda Tanah Melayu.
Keberadaan Masjid Agung diibu kota sebuah Pemerintahan Daerah, memang sangat dibutuhkan. Kenapa demikian, karena nama dan ornamen bentuk Masjid Agung disuatu ibu kota Kabupaten atau ibu Kota Madya atau ibu kota Propinsi, akan selalu menjadi ciri-khas sekaligus merupakan kebanggaan bagi masyarakatnya.
Masjid selain berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Islam, juga dapat menjadi destinasi wisata religi bagi yang ingin mempelajari ajaran dan budaya agama Islam, atau hanya sekedar melihat arsitektur dan bangunan masjidnya.
Membahas mengenai bangunan masjid, sebagai Ibukota dari negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Jakarta memiliki beberapa masjid yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, yang paling terkenal tentu saja Masjid Istiqlal. Namun selain Istiqlal, Jakarta juga memiliki beberapa masjid, memiliki desain bangunan yang unik serta indah yang selalu menarik untuk dikunjungi.
Beberapa Masjid Agung yang cukup terkenal di Jakarta adalah ;
I. Masjid K.H Hasyim Asy’ari, berlokasi di Jalan Daan Mogot KM 14,5 , Pesakih, Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat. Oleh karena itu, Masjid K.H Hasyim Asy’ari ini dikenal juga dengan nama lain Masjid Daan Mogot.
Terlihat amat menarik dari Masjid K.H Hasyim Asyari ini adalah, desain bangunannya menggunakan gaya Arsitektur khas Betawi, selain itu, Masjid K.H Hasyim Asy’ari juga merupakan Masjid Raya pertama di Jakarta yang dapat menampung hingga 12.500 jama’ah. Masjid ini dipercantik pada tahun 2017 dengan 5 menara yang mengelilingi Masjid dengan hiasan Lisplang khas Betawi berwarna coklat muda.
II. Masjid Agung Al Munada Darussalam, berlokasi di Jalan Menteng Pulo No.23, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.
Masjid Agung Al Munada Darussalam ini berdiri sejak tahun 1962, memiliki corak bangunan perpaduan antara arstitektur Jawa dan Tiongkok Kuno, dengan sebagian besar dibangun mempergunakan kayu Jati serta Ornamen khas oriental didalamnya.
Tidak hanya itu saja, ada lagi yang menarik dari Masjid ini, yaitu terdapat sebuah bangunan berbentuk perahu yang lokasinya tepat berada di samping masjid dimaksud, bangunan berbentuk perahu ini, digunakan sebagai tempat untuk berwudhu, oleh karena itu masjid ini juga disebut dengan Masjid Perahu.
Kononnya, bangunan berbentuk perahu tersebut, terinspirasi dari kisah bahtera atau kapal Nabi Nuh Alaihi Salam, dalam kisah untuk menyelamatkan umatnya saat bencana banjir bandang melanda.
Oleh karena itu, kehadiran Masjid Al-Hijrah di ibu kota Kabupaten Lingga, tidak menutup kemungkinan juga berpeluang besar untuk mendapat kunjungan umat muslim dari daerah lainnya dibelahan dunia, minimal dari daerah-daerah yang ada di Indonesia, dengan bermacam tujuan.
Bila itu terjadi, mudah-mudahan, dengan keberadaan Masjid Al-Hijrah di ibu kota Kabupaten Lingga (Daik-red), disamping melahirkan suatu kebahagiaan bagi masyarakat khususnya masyarakat Bunda Tanah Melayu, maka Masjid Al-Hijrah juga dapat menambah terbuka pintu rejeki bagi masyarakat sekitar, dalam hal dengan adanya kunjungan wisata religi oleh warga dari luar daerah.(Dihimpun dari berbagai sumber/Editor :edysam).