Perbedaan Pandangan Politik Bukan Jadi Alasan Memecah Belah Persaudaraan

Rabu, 17 Februari 2021 - 19:47:38 WIB Cetak

Momen Riau (Rohil, 17/02/2021) - Kita telah usai Pilkada menentukan siapa yang layak duduk di kursi kepala daerah 9 Desember 2020. Tentu saja kita berharap Pilkada bukan hanya berlangsung secara lancar tanpa ada huru-hara dan konflik, tetapi juga tetap bersaudara dalam khazanah kebhinnekaan dalam menentukan pilihan politik.

Seringkali pandangan politik yang berbeda menjadi alasan untuk saling memutus persaudaraan. Penyebabnya, berlebihan dalam menanggapi persoalan perbedaan pilihan politik yang dijatuhkan oleh diri sendiri dan orang lain hingga saling membenci satu sama lain. Bermula dari kebencian, seseorang bisa berani melakukan tindakan yang mengancam kedamaian dan keutuhan masyarakat.

Pemilu seharusnya menjadi agenda demokrasi untuk meleburkan tujuan bersama dalam satu upaya membangun masyarakat yang sejahtera. Kesejahteraan kolektif dan kesejahteraan yang memanusiakan. Oleh karenanya, pemaknaan Pemilu sebagai alat perekat persaudaraan sudah sepantasnya melekat pada pemikiran masyarakat Indonesia, karena kita berangkat dari tujuan yang sama. Sehingga, semua dapat mengkulturasi perilaku–perilaku yang demokratis, prilaku–prilaku perekat kebangsaan, serta prilaku yang toleran. Pemilu merupakan jembatan yang akan kita lalui bersama untuk kesejahteraan bersama.

Maka, jangan mengotori makna suci Pemilu tersebut dengan sentimen berlebihan dan kebencian atas satu pilihan politik sehingga memicu konflik sosial yang mengancam persatuan. Pemilu merupakan amanah suci demokrasi yang mengharapkan rakyat Indonesia menjadi bangsa yang tetap satu, tidak terpecah-belah. Itulah semangat para Founding Fathers bersama-sama merajut narasi besar membangun Indonesia yang merdeka, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Berangkat dari narasi di atas, menjadikan Pemilu menjadi momentum penuh cinta adalah keniscayaan. Agar, tidak memberi ruang untuk saling membenci, berkonflik, dan memutus persaudaraan. Mahatma Gandhi pernah menceritakan, “Di mana ada cinta, di situ ada kehidupan”.

Melalui semangat pilkada yang penuh cinta inilah, satu-satunya jalan agar kita tetap bersaudara meskipun berbeda pilihan politik. Berbeda pilihan itu hal biasa, yang tidak biasa dan keterlaluan ialah memutus persaudaraan karena berbeda pilihan politik. Karenanya, marilah kita ciptakan rasa yang damai usai Pilkada yang berlalu agar menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat kita.

Ingat bahwa dalam kompetisi demokrasi langsung selalu akan muncul pemenang dengan suara terbanyak. Sebab itu, saling klaim kemenangan jangan sampai dimunculkan, karena memicu satu sama lain saling bergesekan. Kemenangan dan kekalahan merupakan bagian dari dinamika demokrasi harus diterima dan dijalani dengan ikhlas dan legowo. Maka itu, jangan berlebih-lebihan dalam menyikapi kompetisi demokrasi. Pilkada sudah usai, saatnya kita kembali rekonsiliasi. Merajut kembali persaudaraan yang sempat renggang dikoyak oleh fanatisme berlebihan terhadap salah satu politisi serta permainan isu dalam kontestasi Pilkada.

Nara Sumber: Tokoh Masyarakat Riau Bang Acak - Ketua Organisasi Kepemudaan Harimau Rokan

Editor: Alpin




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ