Keluhan masyarakat

"Memikirkan Kepentingan Masyarakat Hal Mulia, Masih Adakah Sosok Demikian Untuk Warga Desa Marok Tua ?.

Kamis, 20 Agustus 2020 - 19:03:44 WIB Cetak

Papan Merk Proyek Pembangunan Jembatan Desa Marok Tua Kabupaten Lingga.

 "Memikirkan Kepentingan Masyarakat Hal Mulia, Masih Adakah Sosok Demikian Untuk Warga Desa Marok Tua ?.

      (Momenriau.com Lingga). Seperti yang sudah pernah ditayangkan dimedia ini pada bulan Juli 2020 lalu, berita berjudul "Masyarakat Marok Tua Bertambah Biaya Hidupnya ?", disebabkan oleh putusnya jembatan penyeberangan terbuat dari kayu, yang dibangun dengan Dana Desa (DD-red), dari dan ke perkampungan pemukiman warga desa Marok Tua.


      "Pembangunan jembatan beton penghubung, di desa kami saat ini, terkesan berdampak terhadap bertambahnya biaya hidup sehari-hari masyarakat disini", demikian kata beberapa warga desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga kepada awak media ini pada hari Senen (27/07-2020) disalah satu warung minum, tepatnya pukul 11.00 Wib pagi. (Itu kutipan dari penerbitan pada bulan Juli 2020 lalu di media ini).


     Dari plang merk proyek, dapat diketahui bahwa, Proyek Pembangunan Jembatan di desa Marok Tua Kabupaten Lingga ini, dilaksanakan oleh "PT.BINTANIKA JAYA", dengan biaya sebesar Rp.13.605.413.000 (Tiga Belas Miliar, Enam Ratus Lima Juta, Empat Ratus Tiga Belas Ribu Rupiah).


     "Belum ade berite orang mau bikin jembatan aternatip pak untuk kami masarakat marok tue, terok pak hari2 kami mau keluar duet, mau belanje naik roro pp 15 ribu", pesan singkat warga desa Marok Tua kepada awak media ini, melalui WhatsApp pada hari Kamis (20/08-2020), tepatnya pukul 11.53 Wib siang.
     Ada lagi pesan WhatsApp yang kami terima pada hari yang sama, tepatnya pukul 11.56 Wib yang isinya, "mau pergi ke Dabo, harus naik roro bawak Honda bayar 15 ribu".
    Dikonfirmasi Kades Marok Tua Safaruddin, pada hari Kamis (20/08-2020) melalui hand-phone, ditanya kapan akan dibangun jembatan terbuat dari kayu yang semula sudah ada kemudian dirobohkan tersebut, dengan jelas Safaruddin mengatakan ;"dalam waktu dekat akan kita bangun kembali pak".


     "Setelah jembatan terbuat dari kayu, yang dibangun dengan Dana Desa beberapa bulan yang lalu, kini sudah dirubuhkan, maka otomatis masyarakat tidak bisa menyeberang", kata beberapa warga kepada awak media kami dilapangan.
     "Kalaupun hendak menyeberang, terpaksalah merogoh saku sebesar Rp.15.000.-(Lima Belas Ribu Rupiah) untuk pergi dan pulangnya", tegas warga mengakhiri keluhannya kepada awak media.
    Bagi pihak-pihak berkompeten, hal ini harus dipikirkan dengan bijaksana, sebab beban biaya hidup warga masyarakat kemungkinan akan bertambah sebesar 180 hari kerja x Rp.15.000 x Rupiah = Rp.2.700.000/warga yang menyeberang membawa kenderaan roda dua, selama masa Proyek Pembangunan Jembatan Beton oleh PT.BINTANIKA JAYA didesa Marok Tua tersebut.
    Dengan bertambahnya biaya hidup warga didesa Marok Tua Kabupaten Lingga, akibat dari jembatan penyeberangan yang semula ada, kemudian dirubuhkan, coba renungkan oleh para pemimpin-pemimpin yang ada di "Bumi Bunda Tanah Melayu" ini, apakah pertambahan biaya hidup tersebut tidak menyakiti "rakyat"?.
     Jadi, sebaiknya, bagi yang selalu mengklime tentang "pengayoman kepada masyarakat ", coba berbicara dengan hati nurani masing-masing, tentang suatu pertanyaan yaitu "apakah aku sudah seutuhnya menjadi pengayom masyarakat" ?.(edysam).




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ