Tak Bisa Belajar Karena Kabut Asap, Siswa SMA Negeri 1 Bangko Protes dan Turun Kejalan

Jumat, 13 September 2019 - 17:59:11 WIB Cetak

Nampk seorang siswa SMA Negeri 1 Bangko menggunakan masker dan memegang spanduk sebagi bentuk protes terhadap pelaku pembakaran lahan yang menyebabkan kabut asap dan menghimbau warga agar lebih bisa menjaga lingkungan dan menyayangi tumbuhan, Jumat (13/9)

BAGANSIAPIAPI- "Kami lelah di kepung asap, kami ingin kembali sekolah dan menghirup udara segar, kami tidak butuh masker kami hanya butuh udara sehat. Kami hanya ingin menjadi bibit bangsa yang hebat, jangan hancurkan mimpi kami karena keserakahan duniawi. Bapak Presiden dan Gubernur, mohon tolong kami," itulah untaian kalimat yang terus disuarakan oleh puluhan siswa SMA Negeri 1 Bangko saat melakukan aksi protes terkait bencana asap, Jumat (13/9). Aksi yang dilakukan didepan sekolah ini merupakan aksi nyata dari pogram adiwiyata yang tengah di usung. 

Poster dan berbagai atribut lainnya di bawa sebagai pelengkap orasi. Lengkap dengan masker, orasi berjalan tertib. Tak lupa masker disiapkan dan di berikan kepada setiap pengguna jalan yang lewat.

Aksi tersebut tentunya menarik perhatian masyarakat, tak sedikit yang berhenti untuk meminta masker dan hanya melihat. Kepala SMA Negeri 1 Bangko Eva Diana Sari yang ikut serta dalam kegiatan tersebut berharap agar orasi yang dilakukan siswanya bisa mnegetuk pintu hati masyarakat yang melakukan pembakaran lahan menjadi lebih terbuka dan sadar.

"Aksi ini semoga menjadi cambuk bagi pelaku perusak lingkungan, siswa kita saja peduli dengan lingkungan dan akibat keserakahan mereka siswa dan seluruh anak menjadi korbannya. Dan ini juga sekaligus sebagai edukasi bagi siswa kita untuk menyuarakan betapa pentingnya melestarikan lingkungan tanpa merusak dengan cara membakar karena itu akan membuat polusi dan pencemaran," katanya. 

Eva menyebutkan, sudah beberapa hari siswanya dipulangkan berdasarkan instruksi dan edarana yang disampaikan oleh Gubernur Riau. Namun demikian, pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Rokan Hilir untuk menyamakan persepsi.

"Kita walaupun berada di bawah wewenang Povinsi, karena ini merupakan bencana lokal, makanya kita selalu meminta petunjuk dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten untuk menyamakan suara. Apakah sekolah di Kabupaten diliburkan atau tidak. Sementara, selama siswa dipulangkan, disekolah memang mereka tidak belajar namun mereka tetap diberikan tugas agar  belajar di rumah. Untuk mengisi kekosongan kita akan menanyakan dengan guru bersangkutan apakah bisa diberikan jam tambahan atau tidak sesuai dengan kebutuhan," terangnya.

Sementara koordinator adiwiyata sekolah SMA Negeri 1 Bangko serta wakil kesiswaan Rita Oktora dan Armanufianti menyebutkan aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes bahwa siswa sudah gerah dengan kejadian tersebut dan berharap pemerintah cepat tanggap agar tak ada korban jiwa. 

"Kita ingin menjadi pionir agar sekolah lain ikut melakukan aksi yang sama, dan pemerintah semakin tergerak untuk melakukan pencegahan lebih maksimal lagi," sebut Rita.

Armanufianti mengatakan siswa yanng ikut orasi merupakan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak sekolah.

"Mereka ingin sendiri, alhamdulillah ramai yang mau ikut namun kita seleksi dulu. Kalau tidak menggunakan masker tidak kita izinkan ikut. Karena aksi ini kita lakukan juga mempertimbangakn kesehatan anak anak kita," tutupnya. 

Aksi tersebut berjalan hanya beberapa menit mengingat kabut asap yang kian tebal, usai orasi siswa pun kembali dipulangkan ke rumah masing-masing hingga jadwal yang tidak ditentukan.

Laporan: Puspa Sari




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ