Mengapa ?.

"PENCITRAAN SEMATA ?".

Rabu, 01 Februari 2023 - 16:06:56 WIB Cetak

    (Kabupaten Lingga). Beberapa waktu lalu, sekurang-kurangnya pada beberapa tahun terakhir, masyarakat Kabupaten Lingga sempat merasa bangga karena sudah ada paberik memproduksi Air Mineral dengan merk "GUNUNG DAIK" dengan pemanis kata "Air Minum Warisan Para Raja".
    Kehadiran paberik "Air Mineral" di Kabupaten Lingga ini, sempat viral mengisi tayangan dibeberapa media online dan sempat membuat bangga masyarakatnya terlebih lagi petinggi dinegeri "Bunda Tanah Melayu".

     Sumber Dana paberik air mineral ini yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lingga, kononnya berasal dari Pemkab Lingga dan disetujui oleh DPRD Lingga.
    Jadi menjadi wajar bila masyarakat serta petinggi di Kabupaten Lingga merasa sedikit bangga dengan terobosan memproduksi sendiri air mineral.
    Namun sayangnya, kebanggaan yang dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Lingga karena adanya paberik air mineral, tidaklah mampu bertahan lama karena menurut pantauan awak media, saat ini paberik tersebut tidak beraktifitas lagi sepertinya "Mati Suri".
    Dikonfirmasi kepada Direktur Utama BUMD Lingga yakni Syahrial pada hari Rabu (01/02-2023) melalui pesan WhatsApp, tepatnya pukul 14.49 Wib mengenai;
1. Apakah paberik air mineral yang di Daik tersebut masih tetap berjalan ?.
2. Kalau masih, sampai saat ini bagaimana tingkat kemajuannya ?.
3. Berapa volume produksinya setiap hari ?. 
4. Sudah menjangkau daerah mana saja pemasarannya ?.
    Selang waktu tidak begitu lama, yaitu sekira pukul 14.52 Wib, Syahrial menjawab konfirmasi kami namun secara singkat dengan mengatakan, "Untuk sementara produksi air gunung daik sampai saat ini tidak berjalan, menunggu modal kerja dari pemkab lingga, terima kasih".
    Dengan jawaban konfirmasi Direktur Utama BUMD Syahrial tersebut, diharapkan Pemkab Lingga dapat segera mempertimbangkan terkait "modal kerja" dimaksud. 
    Supaya kebanggaan masyarakat terhadap keberadaan paberik air mineral merk "GUNUNG DAIK" dapat terus dipertahankan. Sehingga tidak timbul kesan bahwa publikasi yang pernah ditayangkan oleh beberapa Jurnalis beberapa waktu lalu itu, hanyalah bertujuan "PENCITRAAN SEMATA".(EDYSAM).
 




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ