Jaksa Agung Melalui JAM-Pidum Setujui 2 Permohonan Pemberhentian Penuntutan

Senin, 19 September 2022 - 15:32:50 WIB Cetak

JAKARTA - Berdasarkan keadilan restoratif justice Jaksa agung melalui Jaksa Agung Muda tindak pidana umum (JAM-Pidum) Dr.Fadil Zumhana menyetujui 2 (dua) permohonan pemberhentian penuntutan.Senin (19/09).

Hal tersebut di benarkan oleh Kapuspenkum Kejagung RI Dr Ketut Sumedana SH.MH saat siaran pers ( Nomor: PR – 1479/093/K.3/Kph.3/09/2022).

Saat ekspose dilakukan secara virtual yang dihadiri oleh JAM-Pidum Dr. Fadil Zumhana, Direktur Tindak Pidana Terhadap Orang dan Harta Benda Agnes Triani, S.H. M.H., Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri yang mengajukan permohonan restorative justice serta Kasubdit dan Kasi Wilayah di Direktorat T.P. Oharda. 

Adapun 2 (dua) berkas perkara yang dihentikan penuntutannya berdasarkan keadilan restoratif yaitu tersangka Yarson Laungi alias TAMA dari Cabang Kejaksaan Negeri Morowali yang disangka melanggar Pasal 44 Ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. 

Tersangka Rido Wansah alias RIDO dari Kejaksaan Negeri Labuhanbatu yang disangka melanggar Pasal 335 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang Pengancaman. alasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini diberikan adalah,

Telah dilaksanakan proses perdamaian dimana Tersangka telah meminta maaf dan korban sudah memberikan permohonan maaf.

Dalam siaran Pers tersebut juga disampaikan tersangka belum pernah dihukum,tersangka baru pertama kali melakukan perbuatan pidana dengan ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

Kembali dijelaskan,"Saat ini tersangka berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya,Proses perdamaian dilakukan secara sukarela dengan musyawarah untuk mufakat, tanpa tekanan, paksaan, dan intimidasi,"terangnya

Pada saat ini tersangka dan korban setuju untuk tidak melanjutkan permasalahan ke persidangan karena tidak akan membawa manfaat yang lebih besar dengan dasar pertimbangan sosiologis masyarakat

Dengan respon positif tersebut JAM-Pidum memerintahkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2).

Menimbang dan berdasarkan Keadilan Restoratif sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum(Ndri/Rls)

 

 

 

 

 




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ