Hakikat Peringatan Hari pahlawan, Perjuangan dan Pengabdian Tanpa Batas

Ahad, 10 November 2019 - 01:48:14 WIB Cetak

MOMEN Riau- Saat ini seluruh masyarakat Indonesia mengenang hari yang bersejarah, yaitu yang dikenal dengan hari Pahlawan. Berbagai aktivitas banyak yang dilakukan dengan tema dan maksud untuk mengisi hari pahlawan agar bangsa Indonesia mengingat kembali peristiwa heroik di Surabaya dan berbagai tempat lainnya suatu perjuangan tanpa batas dalam mengusir penjajah. Baik itu penjajah dari Belanda, Jepang atau sekutu karena atas berkat dan rahmat dari Allah bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya.

Terkait hal ini, media mencoba menghubungi salah satu tokoh yang sangat sederhana yang juga seorang Pembina Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Repubi Indonesia (GNPK RI) Dede Farhan Aulawi di kediamannya, Minggu (10/11). Dede menjelaskan bahwa peringatan hari pahlawan tidak sekedar untuk mengenang saja, tetapi juga untuk memaknai hakikat perjuangan yang telah dicontohkan oleh para pahlawan. Seluruh pejuang kemerdekaan bergerak serentak melawan kaum penjajah dimanapun berada, tanpa bertanya jika nanti sudah merdeka akan mendapat posisi atau jabatan apa ? Mereka berjuang secara ikhlas, bukan dengan tujuan untuk suatu “jabatan”, melainkan keikhlasan agar anak dan cucunya kelak bisa hidup merdeka tanpa penindasan. Ujar Dede.

Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa setelah Indonesia merdeka, tidak berari perjuangan itu selesai. Justeru perjuangan selanjutnya akan semakin berat dan semakin berat lagi. Oleh akrena itu diperlukan kaderisasi generasi pejuang yang semakin tangguh, yaitu pejuang – pejuang yang mau bekerja sepi ing pamrih. Berjuang dan mengabdi tanpa pamrih dan tanpa batasan waktu. Pasti tidak mudah, karena memang tidak ada perjuangan yang mudah. Termasuk kemampuan untuk menjaga hakikat kemerdekaan, sehingga kemerdekaan membawa dampak pada kesejahteraan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Ujarnya.

“ Segala bentuk rongrongan yang mencoreng nama baik dan kehormatan bangsa dan negara harus bisa dicegah. Termasuk perilaku korup yang membuat rakyat semakin sengsara, ketimpangan dan ketidakadilan sosial harus terus diperbaiki agar semua lapisan masyarakat secara bertahap semakin meningkat taraf kesejahteraannya “, pungkas Dede.




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ