Kadiskes Sebut Hanya Pola Hidup Bersih yang Mampu Cegah DBD

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 10:16:57 WIB Cetak

Petugas Dinas Kesehatan Rokan Hilir saat melakukan pemberian serbuk Abate di tempat penampungan air warga untuk mencegah perkembangan jentik jentik menjadi nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD

Bagansiapiapi- Hingga saat ini angka penderita DBD terus meningkat, hingga Minggu ketiga Oktober sedikitnya 35 pasien DBD dirawat di RSUD dr Pratomo. Menanggapi hal itu, kepala dinas kesehatan kabupaten Rokan Hilir Dahniar Mkes menyebutkan bahwa peningkatan jumlah penderita DBD tidak sebanyak yang di beritakan selama ini. 

"Data resmi yang masuk ke kita hingga 20 Oktober lalu dari RSUD Pratomo ada sekitar 64 pasien yang di rawat dan satu orang meninggal dunia. Dari 64 ini hasil laboratorium nya tidak DBD semua, namun terbagi menjadi Demam dangue dan ada juga berdasarkan laporan ini memang sudah sakit, tapi menunjukkan gejala mendekati DBD," sanggah kepala Dinas Kesehatan Rokan Hilir Dahniar Mkes.

Ia menyebutkan, selama ini upaya pencegahan yang dilakukan pihaknya sudah maksimal. 

"Kita dari awal Januari sudah gerak, untuk mengantisipasi masalah ini. Dan itu tidak hanya tahun ini saja, namun  setiap tahunnya di musim penghujan seperti saat ini memang akan menjadi perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti. Ditambah kita ini merupakan wilayah endemik, kita selama ini cepat tanggap. Begitu ada laporan, tim kita langsung turun, jadi tidak benar jika masyarakat bilang kami diam saja. Karena setiap tahun bahkan di awal tahun program untuk pencegahan DBD ini terus kita lakukan," paparnya. 

Dahniar mengatakan, bahwa selama ini selain melakukan fogging, pihaknya juga melakukan penyuluhan, pemberian bubuk Abate pada tempat penampungan air warga hingga pengendalian vektor perkembangan nyamuk penyebab DBD. 

"Berbagai upaya kita lakukan, bahkan kita melakukan kerja sama lintas sektor dimana seluruh pihak terkait kita ajak bekerjasama. Namun, hal ini tidak didukung oleh masyarakat kita. Karena, mereka tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kita bisa lihat daerah sekitar kita masih banyak yang kotor, bakteri masuk, daya tahan tubuh kita melemah, jadi saat nyamuk pembawa virus ini mengigit makanya cepat sekali prosesnya. Namun jika kita mengatur pola hidup bersih dan sehat, jaga stamina dan pola makan, jika di gigit pun tidak akan terjangkit. Intinya saat ini masyarakat harus kembali menggiatkan gotong royong, jika kami sudah bergerak tapi tidak di dukung oleh masyarakat, sama saja dengan bohong," ujarnya. 

Untuk itu ia berharap, agar seluruh masyarakat bisa menjaga kebersihan baik diri maupun sekitar tempat tinggal mengingat Bagansiapiapi merupakan daerah rawa yang menjadi tempat endemik perkembangan nyamuk Aedes. 

"Tutup rapat tempat penampungan air, agar jentik jentik tidak berkembang biak. Jaga kesehatan dan stamina agar virus yang di sebarkan oleh nyamuk Aedes tidak mempengaruhi kesehatan kita," tutupnya.




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ