(Momenriau.com Lingga). Masyarakat melayu, umumnya di Propinsi Kepri dan khususnya di Kabupaten Lingga berkepentingan untuk menggali dan menelusuri sejarah, sehingga diharapkan dalam hal pemberian gelar kehormatan kepada seseorang, betul-betul memenuhi tata cara yang dilakukan oleh Sultan pada masanya.
Misalnya, menurut apa yang pernah kami peroleh dari berbagai sumber, garis besarnya bahwa "Kerajaan Johor Pahang Riau Lingga" memerintah sejak tahun "1799" sampai tahun "1911" selame tenggang waktu kekuasaan "Kerajaan Johor Pahang Riau Lingga" tersebut, kerajaan ini pernah dipimpin oleh beberapa Sultan, diantaranya yaitu :
1. Sultan Mahmud Riayat Syah I (Wafat di Malaka).
2. Sultan Mahmud Riayat Syah II (Wafat di Kota Tinggi Johor).
3. Sultan Mahmud Muzafar Syah III (Wafat di Bukit Cengkih Daik Lingga).
4. Sultan Mahmud Muazzam Syah IV (Wafat di Pekan Pahang, Pahang).
Menurut dokumen dan atau data yang kami peroleh, Pada Tahun 1911 M. Sultan Abdul Rahman muazzam Syah II , baginda Sultan dimaksud pernah berucap kepada salah seorang awak media straits times
yang bunyinya sebagai berikut :
"Saya percaya bahwasanya anda akan mempublikasi pernyataan saya ini dengan sebenar-benarnya disurat khabar anda, dimana saya tidak menerima tuduhan dari surat khabar pemerintah netherland india, bahwa saya merencanakan perseteruan dengan pemerintah belanda yang tidak terbantahkan, pencalonan cucu saya, seorang anak lelaki berusia 10 tahun sebagai sultan yang memungkinkan pemerintah belanda untuk menempatkan diri tanpa pertanyaan lebih lanjut tentang perjanjian dan memindahkan ke tangan mereka semua otoritas, pengumpulan semua pendapatan, pertambangan dan izin-izin yang lain".
Menurut cerita seorang lelaki yang akrab dipanggil pak Andak berdomisili di Singapura bahwa, anak lelaki berumur 10 tahun yang dikatakan oleh Sultan Abdul Rahman muazzamm Syah II sebagai cucunya dimaksud, diketahui kemudian bernama Abdul Wahab.
Diceritakan oleh pak Andak lagi, bahwa putera Sultan Abdul Rrahman muazzam Syah II adalah bernama Tengku Besar Umar (Ayahnda Abdul Wahab yang sudah Almarhum-red), dan Abdul Wahab yang dimaksud itu, masih hidup sampai saat ini.
Sumber : Setia Usaha Sulit Sejarah Daik
Lingga.
Editor : Edysam.