Pulau Rempang.

Nukila Evanty : "Saya Prihatin Janji Menteri Bahlil Terhadap Masyarakat Rempang".

Selasa, 06 Februari 2024 - 09:28:00 WIB Cetak

(Momenriau.com Kepri). Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), Nukila Evanty sekaligus sebagai mewakili Juru bicara "Persatuan Orang Melayu" (POM-Red) kota Batam sedang melakukan evaluasi program sekaligus pemberdayaan bagi masyarakat Rempang di Propinsi Kepulauan Riau dari tanggal 04 s/d 11 Februari 2024. 

Pada Investiga yang baru dilakukan beberapa hari ini di Pulau Rempang, Nukila secara langsung melihat kondisi baik pulaunya maupun adat istiadat masyarakat tempatan, Nukila merasa heran dengan adanya perbedaan pernyataan Pemerintah melalui menteri Investasi dengan yang dijumpainya dilapangan (Tanjung Banon-Red).
    "Saya keliling pulau Rempang, ingin melihat lokasi relokasi untuk penduduk yang terdampak Proyek Strategi Nasional seperti kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bahwa, lokasinya digeser ke Kampung Tanjung Banon dan janjinya lagi, akan disediakan rumah tipe 45 seharga Rp 120 juta dengan luas lahan 500 m2, Groundbreaking rumah contohnya pun tak saya temukan", kata Nukila Evanty.
    "Belum lagi mengumbar janji target 961 unit rumah diselesaikan tahun ini. Wahai Pak Menteri dan BP Batam, saya sudah keliling Tanjung Banon, mending pemerintah, demi masyarakat kecil disitu (Kampung Banon-red) yang mana...ada kebutuhan perempuan -perempuan di Tanjung Banon untuk memasarkan produk ketam dan ikannya pak, mereka ingin ada market  dan sekarang susah buat nelayan-nelayan di Tanjung Banon untuk mendapatkan ikan dan ketam tersebut", imbuh Nukila.
   Lebih lanjut Nukila mengatakan, "menurut masyarakat yang sudah menghuni pulau Rempang sejak zaman dahulu kala, kondisi pulau Rempang tak seperti dulu lagi, mungkin karena perubahan iklim (climate change) dan industrialisasi yang tidak memperhatikan dampak bagi lingkungan, maka dari itu, Pak Menteri perlu ketahui, buat pergi ke sekolah, siswa-siswi SMP dan SMA, sangat jauh-jauh jaraknya, untuk menuju SMP warga Tanjong Banon harus menempuh jarak lebih dari 4 Km, apalagi SMA".
    "Saya bertemu dengan anak-anak disabilitas, mungkin perlu sekolah khusus di kampung ini, karena anak-anak ini punya kebutuhan khusus, kalau buat perempuannya, mungkin bisa dibantu untuk pengembangan UMKM dan skills lain seperti pengolahan ikan dan lain sebagainya dan jangan lupakan marketnya", tegas Nukila.
    "Potensi perikanan diwilayah ini, dahulunya besar dan juga merupakan kebanggaan bagi masyarakat Tanjung Banon bila menjadi nelayan tradisional, maka dari itu, program yang tepat untuk maayarakat Tanjung Banon, bila Pemerintah  berkeinginan membantu masyarakat Tanjung Banon adalah, melalui dinas perikanan dan kelautan, bantu masyarakat agar dapat memiliki perahu, lalu berikan kepada masyarakat suatu pendidikkan skill lainnya", kata Nukila lagi..
    Sebelum mengakhiri pemaparannya kepada awak media, Nukila kembali mengingatkan pemerintah Kota Batam dan BP Batam debgan mengatakan, "bahwa anak-anak di Rempang masih trauma dengan kejadian menyebarnya gas air mata yang ditembakkan tim terpadu pada 7 September 2023 lalu, kewajiban pemerintah untuk memberikan trauma healing buat anak-anak dan kompensasi buat keluarganya berdasarkan peraturan dan UU".
    Mengakhiri pemaparannya, Nukila Evanty mengatakan, "Kita bangkitkan lagi semangat kebanggaan yang pernah dimiliki masyarakat Tanjung Banon, pulau Galang dan Rempang atas laut, wisdom dan indigenous knowledge mereka sebagai masyarakat adat. Pembangunan yang tepat sasaran untuk masyarakat adat Rempang dan sesuai kebutuhan mereka".(Edysam).
 




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ