Jenius !! Walau Tamatan SD, Gunawan Asal Rohil Ciptakan Mesin Pemecah Cangkang Sawit

Senin, 23 September 2019 - 12:25:37 WIB Cetak

Gunawan (48) asal Kepenghuluan Pedamaran, Rohil penemu alat pemecah cangkang sawit

ROKAN HILIR, MOMENRIAU.COM  -  Pria tamatan Sekolah Dasar (SD), Gunawan (48) asal Kepenghuluan Pedamaran Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) berinovasi menciptakan berbagai mesin berteknologi tepat guna (TTG) yang salah satu hasil ciptaannya saat ini disertakan pada lomba TTG tingkat nasional di Bengkulu.

Saat dikonfirmasi Senin (23/92019) Gunawan mengatakan bahwa dirinya hanyalah seorang petani yang sekolahnya tamatan SD namun dirinya juga memiliki usaha kilang penggilingan padi yang terletak didekat rumahnya. Ia mengisahkan awal dirinya berinovasi untuk melakukan penelitian dan modivikasi berbagai alat dengan menggunakan berbagai  mesin.

"Saya ini  seorang petani dan sekolahpun cuma tamatan SD, namun saya berkeinginan untuk membuat sesutu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan orang banyak dan bernilai ekonomis," kata Gunawan.

Lanjutnya, dulunya daerah saya di Pedamaran itu merupakan wilayah pertanian padi dengan luas hampir 6000 hektar, waktu itu saya bertani dan membuka usaha kilang penggilingan padi. Namun seiring berjalannya waktu, lahan pertanian yang luas tadi berangsur-angsur beralih fungsi menjadi tanaman sawit dan dari sinilah awal saya berinovasi," ungkapnya.

Gunawan mengisahkan, karena banyak masyarakat  beralih fungsi lahannya dari padi ke tanaman sawit sehingga setiap tahunnya usaha kilang penggilingan padinya sudah tidak bangkit lagi bahkan penghasilannya terus menurun. Akhirnya sejak Tahun 2011 sampai Tahun 2015 dirinya melakukan penelitian dan modifikasi terhadap kilang padinya untuk dijadikan kilang penggilingan kelapa sawit yang dapat menghasilkan minyak CPO.

"Saya berinovasi berawal dari terjadinya alih fungsi lahan dari padi ke sawit, sehingga usaha kilang padi saya makin mundur. Akhirnya saya berfikir untuk mengalihkan fungsi kilang padi ke penggilingan kelapa sawit. Masa cuma lahan saja yang bisa alih fungsi, kilang padi juga bisa alih fungsi menjadi kilang CPO mini," ujarnya sambil tertawa.

Lanjunya lagi, dasar pemikiran saya, padi yang kecil bulirnya bisa dikupas kenapa sawit tidak ?  dari sini saya mulai berimajinasi untuk melakukan penelitian terhadap fungsi dan cara kerja mesin poliser (Pengupas) padi. Dengan melakukan riset sendiri, maka saya mulai memodifikasi mesin penggilingan padi dari mulai alat kupasnya dan alat pemisah antara bulir dengan kulit," paparnya.

Pada Tahun 2011, ia memulai melakukan penelitian dengan memodifikasi beberapa bagian alat dan mesin penggilingan padi, ada sekitar 16 peralatan yang harus dimodifikasi untuk menjadikan kilang padi menjadi gilingan mini kelapa sawit. Untuk merampungkan penelitian tersebut ia menghabiskan waktu sampai 4 tahun. Pada Tahun 2015, Gunawan melakukan uji coba penggunaan mesin hasil modifikasi tersebut dengan kapasitas 1 ton /jam.

"Dari uji coba penggilingan 1 Ton buah sawit segar menghasilkan 6 hasil industri diantaranya CPO, Inti, Cangkang, Solid, Serabut, ampas. Dengan menggunakan alat yang sederhana dari hasil modifikasi ini, dalam satu ton buah sawit dapat menghasilkan sekitar 180 liter CPO, 60 Kg Inti, 240 Kg cangkang, 300 Kg Solid , 200 Kg Tangkos atau ampas serta 2 % penyusutan dan air," ungkapnya.

Hasil dari pengolahan kelapa sawit dengan menggunakan alat penggilingan hasil modifikasi ini, terangnya tanpa menghasilkan limbah cair, limbah yang dihasilkan merupakan limbah padat yang langsung bisa digunakan untuk pupuk perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan hasil uji laboratorium , CPO hasil produksi dengan menggunakan alat penggilingan sederhana ini kadar keasaman dan air tidak jauh hasilnya dengan menggunakan mesin modern yang digunakan di PKS. Dengan sistem panen, angkat dan langsung diolah, CPO hasil gilingannya dengan Asam Lemak Bebas (ALB) 4,0.

Namun seiring berjalannya waktu, Gunawan tidak dapat membangun usaha kilang mininya untuk berproduksi karena sudah kehabisan modal untuk risetnya sehingga ia kembali berinovasi untuk menciptakan alat pemecah cangkang sawit.

"Alhamdulillah setelah enam bulan saya melakukan rekayasa alat dan uji coba, akhirnya saya berhasil menciptakan mesin gilingan pemecah cangkang sawit dan sekarang mesin hasil rakitan saya itu oleh Pemerintahan Masyarakat Desa Rohil diikut sertakan pada ajang lomba teknologi tepat guna di Propinsi Bengkulu," katanya

Ia berharap mesin-mesin hasil ciptaannya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat banyak khususnya masyarakat Rohil dalam membangun ekonomi kerakyatan. Terimakasih juga disampaikannya kepada Pemda Rohil melalui Dinas PMD yang telah mendaftarkannya diajang lomba TTG tingkat Propinsi Riau dan berhasil mewakili Riau di ajang lomba TTG tingkat Nasional di Bengkulu.

Saat ini ia mengaku sudah banyak orderan yang datang dari berbagai daerah namun dirinya masih memikirkan bagaimana memproduksinya dalam jumlah besar karena minimnya modal dan peralatan yang dimilikinya. Selain itu ia juga khawatir untuk memproduksi mesin pemecah cangkang tersebut dalam jumlah banyak karena belum punya hak paten, khawatir alat ciptaannya bisa diklaim dan diadopsi orang lain (Irwan)

 

 

 


 




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ