Bobrokny Pemkab Lingga.

"Diantara Catatan Buruk Pemkab Lingga Mulai Tahun 2020 Di Mata Publiknya".

Selasa, 09 Januari 2024 - 11:37:00 WIB Cetak

 (Momenriau.com Kepri). "Betapapun rapinya menyembunyikan bangkai, aroma busuknya tetap tercium", ungkapan tersebut, sepertinya saat ini tersemat di berbagai OPD yang berada dibawah naungan Pemkab Lingga. Dugaan-dugaan perbuatan tercela yang dilakukan oleh oknum-oknum ASN dilingkungan Pengkab Lingga pada tahun 2020 yang rapi "di atau ter selubungi" satu persatu mulai bermunculan kepermukaan publik.

Ada dugaan penyelewengan dana bansos tahun 2020 dan 2021 lalu yang sampai saat ini mungkin masih dalam penyelidikkan pihak Kejaksaan Negeri Lingga, ada juga pelaksanaan program pembangunan RTLH yang "amburadul", adanya isu beredar terkait dugaan "penggelapan" dana publikasi di Sekretariat DPRD Lingga dan kini mucul lagi sesuatu yang beraroma busuk yaitu keluhan seorang Kepala Desa yang uang atau dana pembuatan Jembatan yang sejak 2020 lalu, sampai saat ini belum dibayarkan oleh salah satu OPD dilingkungan Pemkab Lingga.
     Catatan kecil "busuknya bau bangkai" tersebut yang "dilakukan oleh pembantu-pembantu" Bupati Lingga, menyebabkan aktivitas positif yang sudah dilakukan oleh "Bupati Lingga" dalam memimpin Kabupaten Lingga dengan segudang predikat WTP selama ini, walaupun terkesan adalah suatu "Pencitraan semata" menjadi sebuah potret yang "menjijikkan" dan tidak pantas diberikan apresiasi.
    Berikut ini, kami paparkan statemen salah seorang Kades di Kabupaten Lingga dan komentar dari warga didalam chattingan group WA DPC AJOI & SAHABAT LINGGA pada hari Senen (08/01-2024) sebagai berikut ;
    Chat Kades : "DULU ANAK MAS, SEKARANG JADI ANAK DURHAKA, dulu 60 juta dikorbankan untuk memenangkan beliau, sekarang melarat ditinggal begitu saja. Dulu disuruh kerjakan 2 unit jembatan kayu oleh Inisial S, selesai pekerjaan tidak dibayar sebanyak 30 juta, semua itu cuma janji tinggal janji".
    Komen Warga : "Astaghfirullah hal a'zim baru nengok ada statement pak kades rupenya, sekarang mulai terkuak satu persatu kebobrokan kinerja  yang meng-atas namakan demi untuk masyarakat, ternyata, faktanya bisa kebalikannya, kalau sudah seorang pemangku pejabat publik (Kades-red) berani mengungkapkan suatu kejadian, apa mungkin ini dikatakan juga hoaks??? alias  kebohongan???, slow pak kades, percaya aja kepada yang kuasa yang namanya kecurangan, lambat atau cepat pasti terungkap, silahkan capai impian setinggi langit, namun yang perlu di ingat waspada tetap dijaga, karena jika terlalu tinggi pencapaian, sekali jatuh sakit nya bukan kepalang, kalau masyarakat miskin ketangkap mencuri, sudut pandang setiap masyarakat masih ada redupnya, karena mungkin desakan rasa lapar dan dahaga semata, namun jika seandainya seorang pejabat ataupun penguasa anggaran ketahuan mencuri, ini jelas sudut pandang masyarakat menilai, karena dorongan sifat tamak dan keserakahan serta yang parah lagi mempunyai sifat yang tidak amanah, karena tak mungkin dan barang mustahil namenya jika ada pekerjaan tidak ada anggaran nya".
    Chat Kades : "Sudah 3 Tahun berusaha menjalin komunikasi yang baik, saya sudah seperti pengemis jalanan yang berharap belas kasihan, tapi tetap juga tidak membuahkan hasil. Hampir 4 kali ke kantor Dinas yang bersangkutan, sudah belasan kali jumpa langsung diluar kantor Dinas pemangku kepentingan dan kebijakan, seperti bola saya di over kesana kemari. Waktu mau pilkada, seorang pejabat berinisial S bercakap, bagi kades incumben yang mau maju lagi, disiapkan 40 juta dari Pemimpin Negeri Wakanda, asalkan bisa menangkan Pilkada diwilayah masing-masing, setelah menang Alhamdulillah kena Prank. Bagi yang merasa keberatan atas statement ini, silahkan bantah".
    Komentar Warga : "Waduhhhh parah ni inisial S tersebut, mantan camat Singkep Selatan ya pak kades ???.
    Chat Kades : "Yang jelas inisial S itu adalah anak Shaleh dan Sholehah, Alhamdulillah, selama 8 tahun menjabat kades, seluruh rekaman (puluhan ribu privat) percakapan tersimpan dengan rapi, buat kenang-kenangan dihari tua..pak boss".
    Bila dibaca isi Chattingan pak Kades tersebut yang seperti mencurahkan isi hatinya buat mendapatkan solusi, sebagai manusia, tentunya kita patut ikut prihatin, kecuali kita bukan termasuk didalam golongan umat manusia. Kepada pihak-pihak yang merasa melakukan apa yang dipaparkan Kades tadi, segeralah memberikan "hak" Kades tersebut. Khusus kepada Bupati Lingga, tidak berlebihanlah segera menyikapinya demi nama baik kepemimpinannya, untuk itu, salah satunya cara adalah dengan segera memanggil Kades tersebut dan aparatur dibawah kepemimpinannya, agar dapat mengetahui secara jelas apa yang sudah menjadi konsumsi publik ini.(Edysam).




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ