Ketangguhan Pratu Suparlan Prajurit Kopassus Mempertahankan NKRI Di Timor-Timor

Sabtu, 13 Maret 2021 - 01:16:32 WIB Cetak

JAKARTA, Momen Riau - Kopassus (Komando Pasukan Khusus),menyadari Kehebatan Suparlan dalam kisah Majalah Baret Merah edisi April 2014 dan diunggah dalam laman Kopassus. Kisah kepahlawanan prajurit itu dalam operasi militer di Timor Timor Januari 1983.

Ketika itu satu unit gabungan tentara Nanggala-LII Kopassandha pimpinan Letnan Poniman Dasuki tengah berpatroli di KV 34 – 34/Komplek Liasidi. Daerah ini terkenal sangat rawan karena merupakan sarang pentolan pemberontak Fretilin (sayap militer terlatih Timor-Timur), yang tak kenal ampun menghabisi anggota TNI yang mereka jumpai.

Mendadak sepasukan kecil TNI ini dihadang oleh 300-an Fretilin lengkap bersenjatakan senapan serbu, mortar, dan GLM. Terjadilah pertempuran tak imbang antara ratusan Fretilin di ketinggian, dengan TNI pada posisi di pinggir jurang. Satu per satu anggota pasukan kecil ini gugur, dimangsa peluru Fretilin.

Menyadari hal ini, Dantim segera memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke satu-satunya peluang, yakni ke celah bukit. Namun hanya sedikit waktu yang tersisa bagi pasukan kecil ini, sehingga Pratu Suparlan menyatakan pada komandannya untuk terus maju, sementara dia sendiri memilih untuk menghadang musuh.

“Di sinilah jiwa seorang patriot terbukti. Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Tanpa gentar sedikit pun, dia menerjang ke arah pasukan Fretilin,” tulis Kopassus.

Hujan peluru senapan mesin musuh mengoyak tubuh Pratu Suparlan. Namun dia tidak mundur sejengkal pun. Seperti benteng ketaton, dia membalas dengan rentetan peluru, hingga amunisinya habis.

Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar. Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau Komandonya, lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar dan merobohkan enam personel pasukan militer komunis tersebut.

Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di tubuhnya, membuat seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan, berubah warna menjadi merah akibat darah yang mengucur deras dari luka-lukanya.

Tapi Suparlan tak kenal menyerah Tibalah dia pada ambang kesanggupannya. Suparlan terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau Komandonya. Dia kehabisan darah. Namun dia tak pernah kehabisan akal dan semangat untuk membela NKRI.

Begitu tahu Suparlan kehabisan daya, pasukan Fretilin segera mengerumuninya, dan memberikan sebuah tembakan di lehernya. Tapi akhir hayat Suparlan akan selalu dikenang.

Saat musuh mendekat, di antara sisa-sisa tenaga yang ada, Suparlan mengambil sesuatu dari kantongnya. Dalam hitungan detik, dicabutnya pin granat, lalu dia melompat ke arah kerumunan Fretilin di depannya seraya berteriak, “Allahu Akbar.”

Dentaman keras membahana, mengiringi robohnya puluhan prajurit komunis, bersama seorang prajurit Kopassus bernama Pratu Suparlan. Sang prajurit komando itu gugur demi Ibu Pertiwi yang dicintainya.

Editor: Alpin




Tulis Komentar +
Berita Terkait+
ƒ