Pembangunan Pondasi Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Lingga.

Sabtu, 02 April 2022 - 14:55:24 WIB

Bupati & Wakil Bupati Lingga, Muhammad Nizar & Nekko Wesha Pawelloy.

Advertorial.

Pembangunan Pondasi Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Lingga.

  (Momenriau.com Lingga). Kabupaten Lingga yang juga dikenal dengan sebutan Kabupaten Bunda Tanah Melayu, saat ini sudah terlihat banyak sekali perobahan kearah yang patut dibanggakan.

Secara kasat mata, harus kita pahami, berbagai sektor dipersiapkan untuk menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat, saat ini bisa dilihat bahwa, pondasi-pondasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi masyarakat dimaksud, sudah terwujud.

Sebagai tolok ukur atau yang dijadikan referensi adalah, dalam hal membuat pondasi pada "Sektor Peningkatan Ekonomi", kita bisa melihat, betapa menggebu-gebunya semangat Bupati Lingga dalam menyemput bola kepusat, agar kucuran dana yang tersedia di Kementerian Pertanian, bisa dialokasikan ke Kabupaten Lingga. Hasil dari kegigihan Bupati Lingga meyakinkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, salah satunya adalah pencetakkan sawah berskala besar dimana-mana dalam daerah Kabupaten Lingga.

"Pencetakkan Sawah", sudah dilakukan anatara lain, yaitu di Sungai Besar Kecamatan Lingga Utara, didesa Panggak Darat Kecamatan Lingga, didesa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir dan didesa Kerandin Kecamatan Lingga Timur.

Pemimpin Kabupaten Lingga, pada dasarnya, sudah membuat suatu terobosan yang patut diapresiasi oleh khususnya masyarakat di Bumi Bunda Tanah Melayu ini. Kenapa demikian, karena pencetakkan sawah itu, adalah suatu upaya membuat pondasi bagi pertumbuhan "ekonomi masyarakat".

Bila pondasi untuk "Pertumbuhan Ekonomi" masyarakat, sudah dibangun oleh pemimpin Kabupaten Lingga dengan bersusah payah meyakinkan pemerintah pusat untuk menggelontorkan dana atau keuangan sebagai konsekwensi pembangunan pondasi dimaksud, ayo, masyarakat, teruskan membangun pada lokasi "Pondasi Peningkatan Ekonomi" yang sudah ditrobos oleh Pemimpin Lingga tersebut.

Pondasi pertumbuhan ekonomi yang kedua adalah, membangun "Tambak atau Kerambah Udang", dikenal dengan sebutan membudidayakan udang "Vaname".
Hampir sama dengan pencetakkan sawah, pembuatan kerambah budi-daya udang "Vaname" ini, juga tersebar diberbagai tempat, tentunya karena pertimbangan kondisi lahan yang dikaji dan lebih sesuai untuk itu.

Popularitas budi-daya udang "Vaname" didaerah lain di Indonesia, tidak merupakkan barang baru, sebagai penunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, Bupati Lingga juga berkeyakinan untuk membawa pondasi pertumbuhan bagi ekonomi masyarakat itu ke daerah Kabupaten Lingga.

Seperti banyak media yang sudah mempublikasikan terkait panen udang "Vaname" di Kabupaten Lingga, ini suatu bukti bahwa prediksi Bupati Lingga terhadap "KERAMBAH BUDI DAYA UDANG VANAME", juga merupakkan pondasi pertumbuhan ekonomi untuk masyarakatnya, sudah tidak bisa disanggah lagi.

Selain sebagai pondasi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lingga, dengan membiasakan masyarakat membuat kerambah udang didaratan, maka setidaknya dapat mengurangi ketergantungan masyarakat untuk mencari udang dilaut, untuk itu, secara tidak langsung, Bupati Lingga juga sudah berupaya menjauhkan masyarakatnya dari resiko tak terduga cuaca ekstrim dilaut yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD-RED), pemerintahan Kabupaten Lingga, berpikiran untuk sedapat mungkin, masyarakatnya mengkonsumsi minuman para raja-raja dizaman dahulu, karena disamping tingkat kemurnian serta kejernihan air berasal dari Gunung Daik tersebut, juga untuk tidak melupakan sejarah leluhur dimasa silam yang senantiasa meminum air ini.

Dengan dikelola oleh BUMD, yaitu paberik kemasan air mineral cap Gunung Daik ini, Pemkab Lingga meletakkan suatu podasi harapan besar, dimana nantinya, paberik ini akan tumbuh membesar, dengan demikian, maka secara otomatis peberik yang besar, akan bisa menyerap tenaga kerja, akhirnya, tingkat pendapatan masyarakat khususnya para karyawan di paberik air mineral cap Gunung Daik, juga bisa bertambah untuk inkam keluarga.

Lebih penting lagi, dengan adanya paberik air mineral cap Gunung Daik, dikelola oleh BUMD, maka kurs yang dikeluarkan oleh keuangan daerah Pemkab Lingga, pada setiap evans resmi Pemkab Lingga, khusus pada belanja air mineral, dapat ditekan pergerakkannya menuju kas atau kantong-kantong milik swasta lain yang berada diluar daerah Lingga.

Coba bayangkan, berapa besar uang daerah Kabupaten Lingga mengalir kepada pengusaha swasta lainnya yang nota bene bukan berdomisili di Kabupaten Lingga setiap tahunnya, khusus dari sektor air mineral. Oleh karena itu, Kabupaten Lingga sepertinya, memasukkan salah satu konsentrasi dalam hal membangun podasi pertumbuhan perekonomian lewat BUMD dengan memproduksi air mineral dalam kemasan secara besar-besaran.

Membangun pondasi pertumbuhan perekonomian lewat sektor dunia pendidikkan, Pemkab Lingga sudah membangun Kampus Poli Tekhnik yang terletak diarea Implasemen Eks PT. UNIT PENGOLAHAN TIMAH SINGKEP (UPTS-red) yang ada dikota Dabosingkep.

Pemerintah Pemkab Lingga juga sudah memperbahrui bangunan gedung ruang belajar tersebar diberbagai desa dihampir seluruh Kecamatan yang ada. Ini sepertinya, diharapkan agar anak-anak murid dan atau siswa-siswi pada tingkat Sekolah Dasar (SD-red), Sekolah Menengah Pertama (SMP-red) dan Sekolah Menengah Atas (SMA-red) dalam menimba ilmu, merasa nyaman. Dengan rasa nyaman, konsentrasi anak-anak murid tersebut diharapkan bisa optimal dan pada akhirnya, perolehan nilai pada raport mereka masing-masing bisa tinggi.

Setelah selesai menuntut ilmu pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA-red), tentunya keberadaan Kampus Poli Tekhnik yang terletak dikota Dabosingkep, akan meringankan beban masyarakat, karena tentunya, sudah menekan biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua mereka.

Dunia pendidikan sebagai pondasi pembangunan pertumbuhan ekonomi, kedepannya, tentu akan lahir dari bumi Bunda Tanah Melayu (Kabupaten Lingga) pakar-pakar manajemen handal yang mampu berkompetisi ditingkat nasional.

Untuk mencapai lokasi pembangunan pondasi pertumbuhan perekonomian masyarakat tersebut, peran perhubungan baik laut maupun darat, di Kabupaten Lingga sangatlah penting. Untuk itu, saat ini sudah berhasil memperpendek rentang waktu tempuh antar kota yang berada di Kabupaten Lingga. Dengan sudah dibangunnya dermaga (Pelabuhan-red) sebagai sarana perhubungan laut, maka dengan sendirinya pemodal ikut berkompetisi menyediakan alat transfortasi.

Seperti dari Dermaga Jagoh di Pulau Singkep menuju ke Dermaga Penarik di Pulau Lingga atau sebaliknya, kini sudah sangat mudah, karena armada Speed Boat bermesin temple, setiap saat bisa melayani masyarakat untuk berangkat. Begitu juga, masyarakat Kecamatan Senayang, bila ingin ke Kota Dabosingkep atau ke Kota Daik, dulunya sangat sulit sekali, karena armada laut rute dimaksud tidak ada, saat ini, rute tersebut juga sudah tersedia.

Sektor Perhubungan Darat, pembangunan Halte Bus pada rute yang dilaui Bus Damri, pada jarak-jarak tertentu, sudah dibangun sedemikian rupa, sehingga masyarakat yang ingin berpergian dari rumah ketempat lain, dengan jarak tempuh yang jauh, dapat mempergunakan jasa Bus Damri ini.

Sebagai penghubung Bus Damri yang beroperasi di Jalan Daratan, maka sarana angkutan lautnya, sudah ada beroperasi Roro, rutenya pelabuhan Jagoh menuju pelabuhan Penarik dan sebaliknya sebagai penghubung Pulau Singkep dengan Pulau Lingga.

Menyediakan rumah singgah di Kota Batam, untuk kepentingan masyarakat Lingga yang melakukan pengobatan berdasarkan rujukkan RSUD Lingga ke kota tersebut, sebagai wujud kepedulian baik kepada dunia kesehatan maupun terhadap masyarakat agar dapat meringankan pengeluaran biaya yang besar untuk menginap bagi keluarga pasien yang ikut ke Batam.

Masih banyak lagi yang sudah dilakukan oleh Pemkab Lingga terkait pembangunan pondasi pertumbuhan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Lingga, namun mungkin tidak terbaca oleh masyarakat.(EDYSAM).