Pengamat Strategi Militer Dede Farhan Aulawi
Momenriau.com- Kekuatan pertahanan dan militer Tiongkok tidak bisa dilihat sebelah mata. Saat ini kekuatan militernya bisa mengimbangi kekuatan militer AS. Oleh karena itu sangat menarik untuk mempelajari bagaimana manuver strateginya dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah formasi tempur defensif yang saat ini dilakukan untuk mempertahankan Taiwan dari kemungkinan masuknya kekuatan asing yang dianggap akan menggangu kedaulatan dan keutuhan negara.
Pengamat Strategi Militer Dede Farhan Aulawi ketika dimintai komentarnya mengenai hal di atas, Minggu (22/13) di kediamannya mengatakan bahwa mempelajari berbagai strategi militer selalu menarik untuk dikaji. Bukan sekedar kajian akademik semata, tetapi bisa menjadi kajian praktis dalam membuat kebijakan strategi pertahanan di dalam negeri. Dari kebijakan strategi itulah, akhirnya bisa dipetakan tentang kebutuhan gelar kekuatan, formasi pertahanan, jumlah personil masing-masing matra, alutsista dan anggaran yang dibutuhkan. Ujar Dede.
Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa kapal induk Shandong, saat ini sedang berpatroli bersamaan dengan kapal induk Liaoning, untuk mencegah kemungkinan adanya militer asing yang akan mengakses Taiwan.
Kedua kapal induk itu dipasangkan secara simultan dalam gugus operasi laut untuk memblokir kemungkinan hadirnya pesawat pengebom (bomber) Amerika Serikat (AS) atau kapal asing lainnya, seperti kapal perang Jepang memberikan bantuan pasukan kepada Taiwan.
Patroli kedua kapal induk tersebut tentu tidak bisa dikatakan sebagai patroli rutin semata, tetapi nampaknya mempunyai tugas lain untuk menghentikan bomber jarak jauh AS lepas landas dari pangkalan Angkatan Laut di Guam. Termasuk mencegah pesawat Amerika yang menargetkan formasi transportasi pendaratan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) dan kapal selam China.
Seperti diketahui bahwa Beijing masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya, artinya apa yang dilakukannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan dalam menjaga keutuhan wilayah.
Sebenarnya selain Liaoning dan Shandong, kelompok tempur dua kapal induk itu juga akan selalu menyertai, seperti dua kapal perusak Type 055 yang merupakan kapal perusak paling canggih di kawasan itu. Lalu ada empat fregat Type 054, enam fregat dengan rudal berpemandu, serta satu kapal suplai dan tiga kapal selam nuklir Type 093B.
Dilihat dari formasi dan kepentingan nasional Tiongkok, kelompok tempur kapal induk China ini dimaksudkan untuk membantu PLA memperluas jangkauan tempurnya dari pantai daratan Tiongkok ke wilayah udara di sekitar Taiwan. Terutama memblokir akses armada AS dan Jepang ke Taiwan. Kata Dede.
Disamping itu nampaknya PLA juga akan terus berkoordinasi untuk membuat operasi gabungan dengan unit-unit tempur lainnya, seperti pasukan roket, pasukan amfibi dan kelompok pendukung lainnya. Mereka secara bersama-sama dapat meluncurkan hampir 30 jet tempur J-15 berbasis kapal induk untuk menargetkan setiap pesawat tempur dari kelompok tempur kapal induk Amerika. Secara efektif hal ini tentu mampu mengurangi kekuatan dari pasukan asing yang dianggap berkepentingan terhadap Taiwan.
Namun demikian, jika kita mencermati formasi dua kapal induk Shandong dan Lioning ini nampaknya adalah formasi tempur defensif, karena kekuatan keduanya dinilai belum cukup kuat untuk menyerang negara-negara lain di kawasan itu, terutama ketika berhadapan dengan kelompok-kelompok tempur kapal induk yang dianggap musuhnya.
Selanjutnya pertanyaan yang mungkin muncul, apakah medan operasi Shandong dan Lioning ini murni hanya soal Taiwan ? Adakah kemungkinan mendapatkan perintah juga untuk pengamanan
perairan yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan ?
Memang jika melihat probabilitas dan efektivitas logistik tempur, nampaknya sangat dimungkinkan bahwa kapal - kapal itu juga bisa langsung dikerahkan ke perairan Laut Tiongkok Selatan untuk menghancurkan kapal-kapal militer asing yang dinilai mengganggu kedaulatannya.
" Perlu diketahui juga bahwa kapal induk Shandong ini, memang dirancang untuk menguasai udara dan laut. Jadi sudah disiapkan dalam berbagai manuver tempur udara dan manuver tempur laut ", pungkas Dede menutup percakapan.