Opini ke I oleh EDYSAM :
"Andaikan Bumdes Se-Kabupaten Lingga Punya Kios Promosi Di-Ibu Kota Kabupaten".
Setelah menjelajah beberapa desa di daerah Kabupaten Lingga, awak media kami banyak mendapatkan masukkan dan kritikkan dari berbagai kalangan masyarakat, semuanya itu agar diinformasikan kepada biro-krasi pemerintahan, namun inti dari pada kritikkan dan masukkan tersebut, bermuara kepada suatu harapan "Kabupaten Bunda Tanah Melayu" berhasil dalam mendongkrak ekonomi setiap keluarga serta tercermin dalam sendi-sendi kehidupan warga masyarakat suatu lingkungan yang Agamis.
Tidak bisa dipungkiri, disetiap desa memiliki beragam potensi, beragam kemampuan, baik itu bersumber dari alam maupun bersumber dari manusianya. Warga masyarakat dipedesaan Kabupaten Lingga, secara tradisional, mereka mewarisi kepandaian sejak turun-temurun diperoleh dari nenek-moyang walaupun tidak modren.
Sarang Semut Lingga-Utara.
Kemungkinan besar, hasil karya warga pedesaan di Kabupaten Lingga, diyakini sudah di "curi" oleh cerdik pandai moderen, dengan berbagai alasan dan motif. Awak media kami mendapati, betapa seorang ibu lansia, mampu membuat anyaman tikar dengan bahan-bahan alami, sehingga warga masyarakat tempo dulu menggunakannya sebagai alas tempat duduk para tamu yang mengunjungi rumah mereka dan juga sebagai alas tempat mereka tidur (tentunya sebelum warga mengenal kasur alias tilam-red). Kepandaian nenek lansia inilah yang mungkin mengilhami mereka (intlektual-red) sehingga saat ini tercipta permadani, karpet, kasur, spring-bad dan lainnya.
Dilain desa yang kami kunjungi, ada warga yang kesehariannya mencari dan mengumpulkan "sarang semut", menurut warga dimaksud yang kemudian kami kenal dengan panggilan Pak Alang ;"bahwa sarang semut sangat banyak didesa kami, kata orang-orang, sarang semut ini adalah suatu bahan obat-obatan (bukan hanya ada didaratan papua -red), namun kami kesulitan untuk memasarkan, sehingga sekarang tidak saya tekuni lagi".
Serampin sagu, merupakan bahan sisa yang terbuang begitu saja, ada warga suatu desa yang mampu mengolahnya dengan campuran kimia, sehingga tercipta suatu bahan pencuci batangan yang mampu membersihkan peralatan dapur, seperti bagian hitam kuali penggoreng, periok menanak nasi dan lain sebagainya.
Alangkah membantunya, ketika ada tempat promosi alias kios-kios Bumdes di Ibu Kota Kabupaten Lingga, sehingga tamu yang datang dari luar Kabupaten Lingga, dengan tidak mengeluarkan biaya transportasi, mereka bisa mengetahui apa saja potensi disuatu desa yang berada di Kabupaten Lingga.
Terlebih dari itu, peluang bisnis setiap Bumdes niscaya akan terbuka lebar, dan warga masyarakat terinspirasi untuk mengembangkan potensi yang ada didesa, baik itu kemampuan berkarya oleh sumber daya manusianya atau potensi sumber daya alam yang ada, sehingga sangat memungkikan akar tumbuh subur pohon-pohon kecil "perekonomian".(bersambung-edysam).