Download our available apps

"Curahan Hati Syofyan Menjalani Kehidupan Di Kota Medan".
Syofyan sedang mendayung beca dalam hal mendapatkan penumpang.

(Momenriau.com Medan). Seorang lelaki lansia bernama Syofyan, umur 57 tahun, berdomisili di Jln. Arif Rahman Hakim Kelurahan Pasar Merah, Kecamatan Medan Area Kota Medan, sudah kurang lebih 25 tahun bekerja sebagai penarik becak dayung.
   Lelaki berpostur tubuh kurus (Syofyan-red) saat ini sebagai tulang punggung kehidupan bagi 4 orang anak dan seorang isteri, setiap harinya (dari pukul 06.00 Wib pagi s/d 17.00 Wib sore), cuma bisa menghasilkan uang dalam kisaran 30 ribu rupiah s/d 40 ribu rupiah.
    Dalam dialog singkat Syofyan dengan awak media kami, disalah sebuah warung kopi kaki lima di Kota Medan, pada hari Sabtu (22/07-2023) beliau (Syofyan-red) meluahkan isi hatinya kepada awak media ini, bagaimana getirnya menjalankan roda kehidupan disebuah kota besar (Kota Medan-red).
    Menurut Syofyan, "aktivitas saya sejak 25 tahun yang lalu sampai hari ini, selain karena nasib dan mungkin pendidikkan saya tidak terlalu tinggi, terpaksa harus menjalani kehidupan sebaga penarik becak dayung".
   "Namun, semua itu, saya lakukan dengan penuh keikhlasan hati, demi menghidupi keluarga, walaupun pekerjaan menarik becak mempergunakan tenaga (didayung-red) terlihat begitu sulit bagi lelaki seusia saya (53 tahun-red), dalam kondisi apapun, tetap saya lakukan", imbuh Syofyan.
    "Dalam kondisi seperti saat ini, saya tidak ingin mengeluh dan menyalahkan siapa-siapa, karena saya yakin sekali bahwa, semua yang saya lakukan sebagai penarik beca dayung, adalah sudah ketentuan oleh sang pencipta", kata Syofyan dengan mata sedikit berkaca-kaca menahan suatu kepedihan.
    "Sepertinya, sekarang tidaklah sama dengan beberapa tahun silam penghasilan setiap harinya sebagai tukang becak dayung, kalau dulu, hasilnya mungkin sama seperti saat ini (30 s/d 40 ribu/hari -red), namun pada saat itu dengan harga sembako masih murah, tetapi saat ini harga kebutuhan hidup, pak wartawan mungkin lebih tau lagi, semua serba tinggi", kata Syofyan lagi.
    "Dalam kesempatan ini, sebagai seorang warga Kota Medan, saya dan mungkin juga bagi warga Kota Medan lainnya yang sama-sama bekerja sebagai penarik becak dayung, memohon kepada pihak pemerintah, agar bisa membantu kami (penarik beca dayung-red), agar memiliki beca mesin seperti yang ada saat ini", kata Syofyan menyampaikan harapannya.
    "Bila kami sudah memiliki beca bermotor, dalam bekerja, kami tidak lagi terlalu menguras tenaga sehingga meskipun berusia lansia, tentu dengan beca bermotor, itu bisa kami lakukan sampai akhir hayat kami, sehingga kami tetap bisa memenuhi kewajiban sebagai pencari nafkah buat keluarga", demikian Syofyan mengakhiri curahan hatinya.

Rasanya, curahan hati Syofyan sebagai penarik beca dayung di Kota Medan, patut dan tidaklah berlebihan bila didengar serta dikabulkan oleh pihak pemerintah. Terlebih lagi, pada era moderen seperti saat ini, dengan predikat sebagai salah satu "Kota Besar" di Indonesia, rasanya tidaklah perlu lagi adanya pemandangan "seorang manusia mendayung becak untuk mengangkut manusia lainnya" dari dan kesuatu tempat tujuan.(EDYSAM).